Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Salah satu asumsi dasar pengembangan kurikulum dalam
bidang pendidikan harus didasarkan pada analisis kebutuhan siswa. Prosedur yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan siswa dikenal dengan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan sebagai tahap awal yang perlu dibedakan
dalam perencanaan program bidang pendidikan. Dalam bab ini, akan
dipaparkan pendekatan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan tujuan
analisis kebutuhan, sifat alami, untuk siapa analisis kebutuhan dimaksud,
populasi target, prosedur apa yang digunakan, dan bagaimana menggunakan
informasi yang dikumpulkan.
1.Tujuan
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dalam pengajaran bahasa digunakan
untuk tujuan yang berbeda, misalnya:
untuk
mengetahui keterampilan bahasa apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam
melaksanakan tugas tertentu, seperti manajer penjualan, pemandu parawisata,
atau mahasiswa;
untuk
membantu menentukan jika dalam keadaan tempat kursus membutuhkan kelompok siswa
yang cukup potensial;
untuk
menentukan kelompok siswa yang mengalami kekurangan dalam pelatihan, khususnya
keterampilan berbahasa;
untuk
mengidentifikasi sebuah perubahan pimpinan sebagai acuan penting dalam sebuah
kelompok;
untuk
mengidentifikasi antara kelompok siswa yang telah terampil atau mereka yang
masih membutuhkan keterampilan;
untuk
mengumpulkan informasi tentang masalah khusus yang dialami oleh para siswa.
Linse (1993) mengidentifikasi
beberapa tujuan analisis kebutuhan sebagai berikut:
untuk
menyusun suatu profil demografis semua bahasa dan kelompok bahasa yang menjadi
acuan bagi siswa;
untuk
menilai tingkat kemahiran mereka dalam bahasa asli dan bahasa Inggris;
untuk
menentukan kemampuan mereka berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
untuk
menentukan pengetahuan bahasa Inggris formal mereka;
untuk
mengetahui bagaimana penggunaan bahasa siswa dalam kehidupan sehari-hari;
untuk
menentukan keterampilan bahasa Inggris apakah yang diperlukan sehingga para siswa
berpartisipasi di sekolah dan aktif berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
untuk
mengetahui apakah pengalaman yang dimiliki oleh para siswa menjadi prioritas
pada pendidikan formal;
untuk
menentukan sikap para siswa dan keluarga-keluarga mereka dalam memilih sekolah
formal dan pendidikan;
untuk
menentukan sikap para siswa dan keluarga-keluarga mereka ke arah pendidikan
yang diterima di sekolah formal;
untuk
menentukan apakah para siswa telah melek huruf atau belum;
untuk
memastikan tingkat perkembangan pengetahuan para siswa dan perolehan
keterampilan akademik dalam penguasaan bahasa asli mereka;
untuk
memastikan pengetahuan para siswa dan keterampilan akademik apakah yang
diperoleh dalam bahasa Inggris;
untuk
menentukan budaya, politis, dan ciri-ciri khusus dari para siswa.
Dalam banyak kesempatan, bahasa yang menjadi kebutuhan
para siswa secara relatif mudah untuk menentukan, terutama sekali jika siswa
harus belajar suatu bahasa yang sangat spesifik itu memiliki tujuan. Sebagai
contoh, ketengakerjaan di bidang pariwisata, ilmu perawatan, atau industri
hotel.
Analisis kebuthan boleh berlangsung sebelum, selama, atau
setelah suatu program bahasa. Sebagian besar literatur pada analisis kebutuhan
didasarkan pada asumsi bahwa perencanaan yang berlangsung sebagai bagian dari
pengembangan suatu pelatihan. Asumsi tersebut menunjukkan bahwa ada waktu dan
sumber daya yang tersedia untuk merencanakan, mengumpulkan, dan meneliti
relevansi informasi untuk suatu program instruksi. Hal ini berdasarkan
perkiraan yang mendekati ke analisis kebutuhan yang memerlukan perencanaan
jangka panjang dan mengasumsikan sumber daya dan waktu yang cukup untuk
mempersembahkan ke analisis kebutuhan.
Di lain waktu, informasi yang mendasari analisis
kebutuhan tersebut, mungkin dikumpulkan setelah pelatihan. Informasi yang
dikumpulkan kemudian dianalisis dalam rangka memperoleh suatu pandangan yang
menyeluruh bagi kebutuhan siswa sebagai dasar untuk mengevaluasi dan meninjau
ulang program tersebut.
2.Apakah
kebutuhan itu?
Istilah kebutuhan secara langsung tidak bisa tampak. Oleh
sebab itu, istilah itu kadang-kadang digunakan untuk mengacu pada kekurangan,
keinginan, permintaan, harapan, motivasi, batasan, dan kebutuhan (Brindley,
1984:28). Kebutuhan sering diuraikan dalam kaitannya dengan suatu kekurangan
ilmu bahasa, misalnya ketika menggambarkan perbedaan antara siswa yang dapat
merusak bahasa dan apa yang mesti ia lakukan.
3.Para
Pengguna Analisis Kebutuhan
Suatu analisis kebutuhan mungkin dilaksanakan untuk para
pengguna yang berbeda. Sebagai contoh, dalam melaksanakan analisis kebutuhan
untuk membantu meninjau kembali sekolah menengah di suatu negara, para pengguna
meliputi:
(1)para
pengguna kurikulum;
(2)para
guru;
(3)siswa;
(4)para
penulis;
(5)para
penguji;
(6)trial
staff institusi (lembaga yang terkait dengan kependudukan).
Dengan analisis kebutuhan kecill-kecilan, seperti yang dilakukan
oleh seorang guru pada kelasnya, pendengar mungkin terdiri dari guru, selain
guru, dan koordinator program. Jika analisis kebuthan besar-besaran, akan ada
berbagai pendengar untuk hasil suatu analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan mempunyai dimensi politis. hal itu
dapat digunakan untuk mendukung agenda tertentu. Sebagai contoh, dengan memberi
prioritas kepada satu kelompok kepada pengeluaran dari yang lain di dalam suatu
populasi atau dalam rangka membenarkan suatu keputusan yang telah dibuat.
4.Populasi
Target
Populasi target dalam suatu analisis kebutuhan mengacu
pada orang-orang sekitar. Kepada siapa informasi akan dikumpulkan. Secara khas,
dalam program bahasa yang akan menjadi siswa bahasa adalah siswa bahasa
potensial, tetapi orang lain juga sering dilibatkan, tergantung pada apakah
mereka dapat menyediakan informasi yang bermanfaat dalam menemukan tujuan
analisis kebutuhan. sebagai contoh, dalam melaksanakan analisis kebutuhan dan
untuk menentukan fokus dari suatu program bahasa Inggris dalam sekolah menengah
publik di suatu EFL konteks, target populasi mungkin meliputi:
pengambil
keputusan;
petugas
kementerian pendidikan;
para
guru;
siswa;
akademisi;
pegawai;
spesialis
latihan kejuruan;
orang
tua;
golongan
yang berpengaruh dan individu berpengaruh;
para
agen masyarakat, spesialis akademis.
Dalam menentukan poulasi
target, suatu isu penting sebagai sampling. Dalam beberapa hal, populasi adalah
hal yang cukup kecil untuk tiap-tiap siswa. Dalam kasus lain, pendekatan ini
tidaklah mungkin dan keputusan tersebut harus dibuat tentang ukuran contoh
untuk tercakup pada suatu analisis kebutuhan. Sampling melibatkan, sebagian
dari populasi yang potensial sebagai pengganti total populasi dan mencari untuk
menciptakan suatu contoh.
5.Mengatur
Analisis Kebutuhan
Merencanakan analisis kebutuhan melibat siapa yang akan
mengurus analisis kebutuhan, mengumpulkan, dan meneliti hasil. Kadang-kadang
suatu personil tim disusun terutama untuk tujuan melakukan analisis; di lain
waktu, dua atau tiga guru tertarik dan salah satunya dilibatkan.
Dalam beberapa program bahasa, analisis kebutuhan
informal menjadi bagian dari suatu tanggung jawab guru yang berkelanjutan. Informasi
yang dikumpulkan dengan cara ini, yaitu boleh melengkapi informasi yang
dikumpulkan melalui alat yang lebih formal.
6.Prosedur
dalam Melaksanakan Analisis kebutuhan
Berbagai prosedur dapat digunakan dalam melaksanakan
analisis kebutuhan dan jenis-jenis informasi yang diperoleh tergantung pada jenis prosedur yang dipilih.
Karena setiap orang-sumber informasi tampaknya akan parsial atau tidak
sempurna. Disaran suatu pendekatan trianggulasi (mengumpulkan informasi dari
dua atau lebih sumber) adalah lebih baik. Banyak sumber informasi yang berbeda
harus dicari. Sebagai contoh, ketika suatu analisis kebutuhan, permasalahan penulisan yang ditemui oleh siswa
asing ketika pendaftaran di Universitas Amerika diselenggarakan. Informasi bisa
diperoleh dari sumber berikut:
•sampel
tulisan siswa;
•data
ujian dari hasil kerja siswa;
•laporan
para guru mengenai permasalahan khusus yang dihadapi siswa;
•pendapat
pakar/tenaga ahli;
•informasi
dari para siswa melalui wawancara dan daftar pertanyaan;
•analisis
buku teks pengajaran menulis akademik;
•survei
atau literatur yang relevan;
•contoh
program menulis dari institusi lain;
•contoh
tugas menulis mahasiswa tingkat pertama.
Prosedur mahasiswa universitas
tahun pertama untuk mengumpulkan informasi selama suatu analisis kebutuhan
dapat dipilih diantaranya sebagai berikut ini.
6.1
Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan adalah salah satu instrumen yang paling
umum digunakan. Mereka secara relatif mudah untuk menyiapkan, mereka dapat
menggunakannya, dan mereka memperoleh informasi secara relatif mudah untuk
menyusun tabel dan diteliti. Mereka
dapat juga menggunakan untuk memberikan informasi tentang berbagai macam hal
yang berbeda, seperti penggunaan bahasa, berbagai kesulitan berkomunikasi, gaya
yang lebih disukai siswa, aktivitas kelas yang lebih disukai, dan sikap dan
kepercayaan.
Daftar pertanyaan apapun harus didasarkan pada satu bahan
materi yang tersusun (responden dapat memilih tanggapan yang telah disediakan
secara terbatas) atau tidak tersusun (pertanyaan terbuka diberikan kepada
responden yang dapat menjawab. Materi yang tersusun lebih mudah untuk diteliti
dan oleh sebab itu, secara normal lebih banyak disukai.
Kelemahan daftar pertanyaan, bagaimanapun, informasi yang
diperoleh mungkin secara wajar tidak tepat atau tidak jelas atau dangkal dan
akan memerlukan kelanjutan untuk memperoleh suatu pemahaman mendalam dari apa
yang responden inginkan. Hal itu perlu juga diketahui bahwa ada daftar
pertanyaan yang dirancang di dalam riset bidang pendidikan, dan dalam hal ini
sebaiknya digunakan agar terbiasa dalam prinsip dari daftar pertanyaan baik
mendesain untuk memastikan bahwa informasi itu diperoleh adalah yang dapat
dipercaya. Pemeriksaan kembali pertanyaan penting untuk mengidentifikasi
kerancuan dan permasalahan lain sebelum pertanyaan diatur.
6.2
Tingkatan Diri
Ini terdiri dari ukuran yang para siswa atau orang lain
menggunakan untuk menilai kemampuan atau pengetahuan mereka. Tingkatan diri
mungkin juga dimasukkan sebagai bagian dari suatu daftar pertanyaan. Sebagai
contoh, seorang siswa mungkin menilai seberapa baik ia atau dia mampu menangani
suatu pekerjaan mewawancarai bahasa Inggris. Kelemahan dari instrumen seperti
itu adalah hanya menyediakan informasi dan informasi yang tidak tepat.
6.3
Wawancara
Wawancara dapat dilakukan lebih mendalam dibandingkan
dengan membuat suatu daftar pertanyaan. Meskipun demikian, hal ini dapat dilakukan,
namun mengambil waktu lebih panjang untuk mengurus dan hanya untuk kelompok
yang lebih kecil. Suatu wawancara lmenjadi bermanfaat bila ada persiapan atau langkah perancangan
berupa daftar pertanyaan, karena hal tersebut akan membantu mendapatkan suatu
pengertian dari apa yang menjadi topik dan isu atas daftar pertanyaan itu.
Suatu wawancara terstruktur merupakan seperangkat rangkaian pertanyaan yang
digunakan lebih konsisten dalam menjawab. Wawancara dapat diselenggarakan
dengan cara saling berhadapan atau melalui telepon.
6.4
Pertemuan-pertemuan
Sebuah pertemuan memungkinkan untuk mengumpulkan sejumlah
informasi dari waktu yang singkat. Sebagai contoh, suatu pertemuan para guru
dengan topik “Permasalahan Siswa dalam Siswaan Menyimak” mungkin menghasilkan
suatu cakupan gagasan yang luas. Bagaimanapun, memperoleh informasi dengan cara
ini mungkin sangat berkesan dan hubungan itu mencerminkan gagasan untuk
anggota yang langsung disampaikan dari suatu kelompok.
6.5
Pengamatan
Pengamatan atas perilaku siswa dalam suatu situasi target
adalah jalan lain untuk menaksirkan kebutuhan mereka. Sebagai contoh, juru
tulis yang melakukan pekerjaan mereka di dalam suatu barak akan memungkinkan
pengamat itu untuk tiba pada kesimpulan tertentu tentang kebutuhan bahasa
mereka. Bagaimanapun, orang-orang sering tidak melaksanakan dengan baik ketika
mereka diamati, maka ini harus diperhitungkan. Sebagai tambahan, apa yang harus
dicari, dan bagaimana cara menggunakan informasi yang diperoleh yang biasanya
memerlukan pelatihan khusus.
6.6
Kumpulan Contoh Bahasa Siswa
Kumpulan data-data siswa yang melaksanakan tugas bahasa
yang berbeda. Misalnya, menulis surat bisnis, menulis huruf, mewawancarai,
percakapan telepon dan permasalahan dokumen yang khas. Hal ini bermanfaat untuk
mengarahkan sumber informasi tentang kebutuhan bahasa. Contoh bahasa yang
dikumpulkan sebagai berikut: tugas lisan atau tertulis.
Contoh:
tulisan siswa atau pekerjaan lisan dikumpulkan
Silmulasi
atau bermain peran: Para siswa diberi simulasi untuk menyelesaikan dan hasil
mereka diamati atau direkam.
Tes
prestasi: Para siswa diuji untuk kemampuan mereka dalam daerah yang menggunakan
bahasa berbeda.
Hasil
tes: Para siswa diuji atas perilaku yang terkait dengan tugas atau pekerjaan,
seperti “seberapa baik suatu wawancara pekerjaan dapat dilaksanakan dalam
bahasa Inggris”.
6.7
Analisis Tugas
Analisis ini mengacu pada tugas siswa yang harus
menyelesaikan bahasa Inggris dalam suatu penilaian dan pengaturan bidang
pendidikan atau bersifat jabatan karakteristik yang ilmu bahasa dan permintaan
tugas. Misalnya, suatu karyawan hotel mungkin mampu melaksanakan tugas berikut
dalam bahasa Inggris.
•Menyambut
para tamu hotel.
•Menanyakan
sekitar kebutuhan penginapan mereka.
•Menginformasikan
penginapan yang tersedia di hotel.
•Membantu
mereka membuat suatu pilihan penginapan yang pantas.
•Memeriksa
prosedur penginapan.
6.8
Studi kasus
Dalam suatu studi kasus, pelajar secara perorangan atau
kelompok terpilih para siswa disertai dengan suatu pekerjaan yang relevan atau
pengalaman bidang pendidikan dalam
rangka menentukan karakteristik situasi itu.
6.9
Analisis Ketersediaan Informasi
Dalam situasi suatu analisis kebutuhan, diperlukan
sejumlah informasi yang sangat relevan yang biasanya tersedia dalam berbagai
sumber, meliputi:
•buku;
•artikel
jurnal;
•laporan
dan survei;
•arsip.
Suatu analisis tentang informasi tersedia secara normal
yang pertama masuk adalah analisis kebutuhan, sebab sangat sedikit permasalahan
di dalam pengajaran bahasa yang belum ditulis, dianalisis disuatu tempat.
7.Rancangan
Analisis Kebutuhan
Rancangan analisis kebutuhan melibatkan berbagai pilihan.
Pemilihan yang mungkin untuk memberi suatu pandangan menyeluruh tentang
kebutuhan siswa dan hal itu dapat menghadirkan minat yang berbeda bila
pengambil keputusan dilibatkan. Keputusan harus dibuat atas prosedur yang
praktis dengan cara mengumpulkan, mengorganisir, meneliti, dan melaporkan
informasi. Adalah penting untuk menyakinkan bahwa analisis kebutuhan tidak
menghasilkan suatu beban informasi yang terlalu berat. Analisis kebutuhan perlu
untuk suatu alasan yang jelas untuk mengumpulkan berbagai macam informasi yang
berbeda agar memastikan bahwa hanya informasi yang akan digunakan benar-benar
dikumpulkan.
8.Menggunakan
Informasi yang Diperoleh
Hasil suatu analisis kebutuhan biasanya terdiri dari
informasi yang diambil dari beberapa sumber berbeda dan meringkas dalam wujud
daftar yang diatur berbagai macam.
Sebagai
contoh:
Dapat
mengakibatkan daftar yang sama.
Situasi
di mana bahasa Inggris sering digunakan.
Situasi
di mana berbagai kesulitan ditemui.
Berkomentar
paling sering dibuat oleh orang-orang di atas hasil siswa.
Frekuensi
mana transaksi berbeda dilaksanakan.
Berbagai
kesulitan yang dirasakan dengan aspek penggunaan bahasa berbeda.
Pilihan
untuk berbagai macam aktivitas yang berbeda dalam mengajar.
Requencies
adalah kesalahan buatan jenis situasi atau aktivitas yang berbeda. Permasalahan
komunikasi umum dalam situasi berbeda usul dan pendapat tentang aspek yang
berbeda dari permasalahan siswa, frekuensi dari unit atau materi ilmu bahasa
dalam situasi atau teks yang berbeda.
Salah satu penemuan
analisis kebutuhan permasalahan ESL, para siswa yang menghadiri ceramah kuliah
universitas adalah daftar frekuensi yang menunjukkan para siswa mengalami
berbagai kesulitan dalam berpidato dan keterampilan menyimak atau mendengarkan.
Bagaimanapun, daftar seperti itu menyediakan informasi bermanfaat tentang jenis
permasalahan yang dialami siswa dengan hubungannya dengan masing-masing
peristiwa. Sekalipun informasi telah disajikan lebih terperinci, hasilnya akan
tetap berkesan.